TARUB- Puluhan warga yang kedapatan tak
mengenakan masker terjaring operasi yustisi penegakan disiplin protokol
kesehatan di depan Pasar Karangjati, Desa Karangjati, Kecamatan Tarub, Selasa
(15/06/2021) pagi. Operasi yustisi ini dipimpin langsung oleh Wakil Bupati
Tegal Sabilillah Ardie dengan didampingi Komandan Kodim 0712/Tegal Letkol Inf
Sutan Pandapotan Siregar.
Menurut Ardie, operasi yustisi ini merupakan salah satu upaya untuk lebih
mendisiplinkan dan menyadarkan masyarakat supaya tertib menerapkan protokol
kesehatan, disamping menambah jumlah pengetesan untuk menjaring warga postif
Covid-19.
“Begitu terjaring razia ini, selain dikenai sanksi administrasi, mereka
yang terbukti melanggar langsung kita lakukan tes swab antigen. Jika ditemukan
ada yang positif Covid-19 langsung kami larikan ke rumah sakit terdekat,” kata
Ardie.
Dari giat operasi yustisi ini, sedikitnya ada 22 orang yang harus menjalani tes swab, meskipun hasilnya semuanya negatif Covid-19.
Ardie mengatakan Pemkab Tegal tak kenal lelah mengajak
warganya menerapkan 5M, yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun,
menjaga jarak, disamping menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas jika
memang tidak ada kepentingan yang mendesak.
Menurutnya, risiko penularan kasus Covid-19 di Kabupaten Tegal masih tinggi, bahkan termasuk lima besar tertinggi di Jawa Tengah. “Minggu lalu kita menduduki peringkat empat dan tadi malam saya mendapat kabar peringkat kita turun menjadi yang kelima. Artinya, kita masih perlu usaha lebih kerja keras lagi untuk menekan penularan Covid-19 dengan dibantu unsur gabungan TNI-Polri juga kawan-kawan PMI (Palang Merah Indonesia),” tegasnya.
Pihaknya pun mengimbau agar masyarakat mematuhi anjuran pemerintah,
lebih banyak tinggal di rumah untuk meminimalisir interaksi fisik selama
beberapa hari ke depan agar lonjakan kasus positif tidak berujung pada ledakan
kasus Covid-19 yang membuat layanan fasilitas kesehatan lumpuh karena overload dan aktifitas perekonomian berhenti.
Pasalnya, lanjut Ardie, penularan Covid-19 yang terjadi saat ini
dinilainya lebih cepat dari sebelumnya. “Belajar dari ledakan kasus di Kudus
kiranya kita harus ekstra waspada, terlebih setelah ditemukannya varian delta
dari India di sana yang sangat menular dan lebih berbahaya,” Pungkasnya
(Kecamatan Tarub/FA).