Pangkah - Bertempat di Cafe Keboen Bogares Lor Kecamatan Pangkah, Rabu ( 06/10/2021 ), 30 petani milenial Kabupaten Tegal mengadakan
rembug tani. Kegiatan ini difasilitasi
oleh Dinas Pertanian dan Ketahan (Dinas Tan & KP) Kabupaten Tegal.
Berbagai komoditas yang secara intensif telah dibudidayakan oleh
petani milenieal meliputi :Padi, talas, azolla, melon, avocado, bawang merah,
dan berbagai jenis sayuran. Selain bergerak on farm, beberapa petani
milenial sudah bergerak dibidang pengembangan aplikasi marketing, pengolahan,
dan pengembangan unit Bumdes.
Diantara peserta yang
hadir, Muh Tarmuji, salah satu alumni magang Jepang ( IKAMAJA ), saat ini sedang
mengembangkan peternakan domba. Lebih lanjut dituturkan, saat ini sedang
inisiasi kios protein. Kedepan kios itu akan membantu pemasaran berbagai
produk yg dihasilkan petani
Sementara itu Kepala Dinas Tan & KP, Toto Subandriyo dalam sambutan
pengarahannya menyampaikan setiap tahunnya Kementrian Pertanian mempunyai
program menumbuhkan 500.000 petani milenial. Harapannya disiapkan sebagai
pengganti petani yang sudah tua. Tenaga kerja pertanian saat ini dikenal dengan
istilah Gerontokrasi dimana tenaga kerja pertanian didominasi petani tua , 75 % pada usia diatas 50 tahun
Lebih lanjut
disampaikan, diera pandemi dengan segala keterbatasan peran petani milenial
sangat dinantikan terutama dalam hal inovasi dan kreatifitas dengan pemanfaatan
teknologi. Petani milenial harus bisa menjadi agen perubahan diera revolusi
industri 4.0.
Harapan ke depan
petani milenial perlu dibentuk kepengurusan agar lebih terorganisir. Namun,
perlu diingat agar lebih efektif dalam pembinaannya, maka petani milenial
diharapkan melebur saja dengan organisasi yang sudah ada.
Bertalian dengan
marketing, Barru, petani milenial penggagas aplikasi marketing digital “Tani Point “ menuturkan melalui aplikasi ini dapat bersinergi dengan teman - teman petani milenial di kabupaten Tegal dalam hal pemasaran komoditas yang
dihasilkan.
Berbeda dengan
Barru, Tarmuji saat ini menggeluti bidang peternakan terutama domba. Dunia
pertanian saat ini kurang diminati oleh kalangan muda karena terkesan kumuh ,
berlumpur dan kurang menjanjikan. Keberadaan petani tua yang masih mendominasi
di kabupaten Tegal menjadi salah satu faktor yang menghambat perubahan. Melalui
petani milenial diharapkan bisa menjadi pelopor perubahan.
Tarmuji menuturkan,
di Jepang, negara tidak akan impor komoditas pangan selama komoditas lokal
masih tersedia. Manajemen produksi tersusun dengan rapi. Di jepang petani
disibukkan sekali saat tanam, sedangkan kelanjutannya dilakukan dengan
pemanfaatan teknologi mekanisasi. Lebih lanjut dituturkan untuk pemasaran
petani Jepang sudah memanfaatkan marketplace. Harapannya, petani milenial kab.
Tegal harus membentuk komunitas
Sementara itu, Oksidare,
aktivis petani, menyampaikan tidak begitu urgent untuk membentuk wadah baru,
akan lebih tepat jika teman teman petani milenial kabupaten Tegal melebur ke
wadah yang sudah ada. Usul untuk dinas, perlu dilakukan demplot di masing
masing kecamatan untuk pengembangan komoditas.
Vera, duta milenial
Jateng asal Tegal memaparkan tentang HIPMAI ( Himpunan Petani Milenial Andalan
Indonsia ). Kabupaten Tegal memiliki empat Duta Petani Milenial, Vera, Nanda,
dan Manarul, Maufur yang diberi SK Menteri Pertanian. Dalam rentang waktu 2016 – 2021 telah
ditumbuhkan 2213 Duta Tani Milenial yang memiliki tugas untuk
mendampingi (mentor) petani muda di Kabupaten Tegal. Salah program prioritas HIPMAI adalah terbentuknya Jaringan Pertanian
Nasional ( JPN ) di kabupaten / kota .
“Petani Milenial memiliki potensial menjadi
gerakan ekonomi dan sosial. Dalam situasi darurat seperti pandemi akan muncul
inovasi-inovasi baru sebagai bentuk penyesuaian terhadap perubahan yang
terjadi. Hal ini banyak dilakukan oleh petani milineal “ ujar Toto saat menutup
acara rembug tani milenieal. (Wenda )