Slawi - Perkembangan digital saat ini semakin
melesat, berdasarkan Data dari We Are Social menyatakan jumlah pengguna media
sosial (medoso) di Indonesia mencapai 191,4 juta pada tahun 2022. Di sisi lain
pada Februari 2022 telah terlacak 1,6 juta konten yang bermuatan negatif berasal
dari media sosial. Hal ni yang menjadikan medsos sangat krusial saat ini.
Dalam acara Media Gathering dan
Workshop Pengelolaan Media Sosial Edy Pang, narasumber dari Kementrian Komunikasi
dan Informatika (Kemenkominfo) memaparkan bahwa media resmi milik pemerintah
tidak perlu adu cepat dengan media mainstream.
“Viralitas atau jumlah kunjungan
memang penting, namun bukan yang utama. Yang terpenting, penyampaian pesan
kepada publik itu diterima dan mudah dipahami,” ungkap Edy Pang.
Acara yang diselenggarakan Dinas Komunikasi
dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Tengah bertempat di D'Tuwel Cafe dan
Resto Kecamatan Bumijawa, Rabu 25 Mei 2022. Hadir dalam acara tersebut, Kepala Dinas
Kominfo Kabupaten Tegal, para pejabat dari Kab/Kota se-Eks Korwil III Jateng
atau Eks Karesidenan Pekalongan dan Banyumas
Dimoderatori oleh Kabid Informasi dan
Komunikasi Publik Dinas Kominfo Kabupaten Tegal, Kusnianto, hadir juga
narasumber Dwi Budi Santoso dari Universitas Stikubank Semarang dan Farid
Zamroni dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo).
Menurut Edy Pang yang juga pengelola
Indonesiabaik.id, diperlukan sinergitas yang kuat antara para pelaku media
maupun pengelola media sosial Kominfo dalam penyampaian kebijakan pemerintah
kepada masyarakat atau publik. kegiatan kepemerintahan sejatinya disebarkan
untuk diketahui publik, namun tetap dalam koridor dan batasan -batasan yang
berlaku.
Peran para pengelola media sosial
pemerintah tidak terbawa arus geliat informasi, sehingga proses cek and ricek
dapat berjalan dengan baik.
Ia juga berharap, sinergitas dalam
menjalin informasi kepada berbagai pihak tetap dijaga agar masyarakat
mendapatkan informasi yang benar dan bukan informasi hoaks.